Welcome

Kamis, 24 Februari 2011

Kisah Dari "Indonesia vs Turkmenistan"




Benar-benar seru acara nonton bareng pertandingan pra olimpiade Indonesia vs Turkmenistan kemarin, walaupun akhirnya Indonesia harus menyerah dengan skor 3-1 dari tim lawan tapi kehebohan dan keseruan nonton bareng teman-teman itu yang tidak bisa dilupakan.

Kehebohan itu sudah dimulai sejak sehari sebelum pertandingan, awalnya kami iseng ingin nonton supayah masuk tv dengan cara membuat sepanduk yang bertuliskan salah satu stasiun Tv yang menyiarkan pertandingan tersebut. Besoknya spanduk itu benar-benar kami buat dan kami bawak ke stadion Gelora Jakabaring, tujuan kami ada dua pertama masuk Tv dan ketemu Okto.. hehehe

Jam 5 sore kami sudah sampai di stasion setelah sebelumnya kami berangkat dari rumahku di Perumnas dengan menumpang salah satu kendaraan umum yang sedang populer di kota Palembang "Transmusi" denang tujuan tempat pemberentian halte SMP 9/10 walaupun akhirnya kami stop di halte selanjutnya karena kelewatan.

Di halte dekat cambai kami menunggu teman kami Derry yang memang sangat kami andalkan hari itu karena dialah satu-satunya teman yang membawak kendaraan pribadi sehingga kami bisa diberikan tumpangan gratis hingga stadion tempat pertandingan.

Kehebohan dimulai, pukul 5 sore kami telah tiba di stadion, apa yang kami lihat pertama kali langsung kami beli "stiker gambar bendera Indonesia" masing-masing teman dan saya membeli 2 buah stiker yang seharga 1000 rupiah untuk 2 buah stiker yang kecil-kecil itu.

Selepas bergaya dengan stiker ditempel di di pipi dan tangan lalu kami menujuh ke tribun tempat kami menonton. Saat menujuh tribun itulah kami melihat Bus Timnas Turkmenistan tiba dan semua oficial turun tertib satu per satu yang di awali oleh sang pelatih kepalah, sepontan saja saya menjulurkan tangan untuk bersalaman dan sang pelatih pun tanpa sungkan menghampiri dan mengucapkan salam kepada saya "Assalam mualaikum" lalu dengan lantang tapi heran saya jawab "Walaikum salam Wr. Wb." hahaha saya senang bisa salaman dengan pelatih dari luar negeri bukan "luar daerah".. ^_^

Hampir semua oficial dan pemain Turkmenistan saya sapa dan meminta tanda tangan namun hanya satu yang menghampiri dan memberikan tanda tangan ke saya si 12 yang saat pertandingan baru saya tau namanya mirip orang Indonesia "Asamov Tuki Jan" kalau tak salah... Mungkin leluhurnya ada yang berasal dari Indonesia dari kelan Tuki Jan... :)

Terakhir yang memberikan salam kepada saya adalah orang yang berbadan tinggi (padahal semuanya memang tinggi) dan berjas.

Tak lama kemudian Bus Timnas Indonesia tiba tapi sayang seribu sayang Bus yang membawak Tim kebanggan Masyarakat Indonesia tidak turun di luar tapi di dalam stadion dan terkunci rapat sehingga para pendukung kecewah, tapi tak apalah paling tidak para pemain dengan ramah melambaikan tangannya ke kami sehingga sedikit kekecewaan kami hilang, trus si Ruben bakal pemain naturalisasi memebrikan jempolnya ke kami "terutama saya".. hahaha

Lanjut kami pun langsung bergegas meujuh tribun timur tapi ada tapi lagi tiba tiba menyusul mobil Inova berwarna silver yang membawak oficila Indonesia yang salah satunya adalah legenda hidup sepak bola Indonesia Bung SUTAN HARHARA. Spontan saja saya sapa "Pak Sutan" , dia menjawab "oh ya, apa kabar?" dengan tangannya berjabatan dengan saya, saya jawab lagi "baik Pak" dalam hati saya pikir emang kapan kami pernah ketemu sampe dia nanyai kabar saya. hehehe... Pak Sutan yang ramah pun saya pintak tanda tangannya, beliau dengan senang hati memberikan Tanda tangannya ke baju saya yang sebelumnya dengan sopan "ohh boleh, mau dimana saya tanda tangannya", saya jawab "di sini saja Pak, di bagian atas baju saya"...

Bangga kali saya dapat tanda tangannya Pak Sutan walaupun dia tidak eksis lagi di dunia kulit bundar namun namanya harum mewangi selalu dikenang masyarakat pecinta sepak bola Indonesia sebagai salah satu putra terbaik bangsa di bidang olah raga menyepak nyepak bola.

Habis dari situ, kami menunggu teman satu lagi yang hari itu datang terlambat padahal rumah dia digadang-gadang sebagai rumah terdekat dengan stadion Jakabaring se jurusan TP. Kesal kami menunggu dia yang katanya sudah berada di dalam komplek stadion, si Malis salah satu rekan yang paling kesal menunggu namun dengan segala tipu muslihat dia dapat membuat kondisi seola-ola dia yang paling sabar menunggu si Alma teman kami yang terlambat itu..




Tak lama Alma datang dengan raut muka tanpa dosa yang katanya dia terlambat karena menunggu pisang di goreng... heheheh

Sampai di dalam stadion kami langsung mencari tempat yang paling strategis, di dapatlah tempat pas ditengan-tengah sudut menonton yang di seberang tribun kami terlihat jelas kameramen dari stasiun tv yang menayangkan live siaran pertadingan siap siaga untuk menyorot suasana pertandingan.

Kami pun pasang aksi dengan membentang dua sepanduk yang kami bawak, spanduk itu sendiri kami buat dengan cara yang sangat kreatif dengan alat dan bahan seadanya di rumah. Berikut alat dan bahan membuat spanduk tersebut: pertama siapkan karton putih 4 buah dan kuning 2 buah, lalu siapkan cat warna dan printer untuk membuat tulisan sepanduk dan tak lupa piranti lunak untuk mendisan tulisan pada spanduk itu. Akhirnya jadilah spanduk 2 buah dengan tulisan masing-masing : UNSRI DUKUNG INDONESIA SAMPAI MATI dan WE LOVE ANTV.

Bermodalkan dua spanduk itulah kami berharap bisa masuk TV yang di siarkan langsung ke seluruh Indonesia, semua teman di rumah kami beritahu agar segera memberi kabar bila sewaktu-watu kami di sorot TV.

Duduk di belakang kami dua pemuda rada-rada tua berumur kisaran 35 tahun, tadinya mereka meremehkan kapabilitas kami untuk masuk TV,, " yah yang nayangi TV ONE, ngapo nulis ANTV,,hahahahha" tertawalah mereka berdua terbahak-bahak, lalu saya jawab "ANTV jugo nayangi Pak".. mereka jawab "oh iyo ee".. Lalu salah satu dari mereka yang membawak Hape TV membuka siaran live itu dari ANTV dan ternyata benar saja memang pertandingan itu juga di siarkan live di ANTV..

Apa yang terjadi kemudian, semua orang dan tentu saja dua orang dibelakang kami akhirnya mendekati kai agar bisa ikut nyimplung di sorot TV, dengan senang hati kami pun berbagi dengan orang-orang di sana agar bisa masuk TV bareng.

Dua orang di belakang yang membawak Hape TV itu menjadi koordinator kami untuk siap-siap bila nanti Kameramen menshot kami, tak lama sebelum pertandingan di mulai kameramen dengan jelas menshot ke arah kami, lalu orang dibelakang kami memberi intruksi "nah kamu di sorot", spontan kami semua teriak kegirangan, dan tak lama kemudia dua orang teman dan satu kerabat saya di rumah mengrimkan pesan singkat (dibaca sms) ke Hape saya yang semuanya berisi "ooiii, kamu masuk tipi,, hahahhaha"..




Wahhh bangga benar saya, akhirnya masuk TV yang disiarkan nasional, hanya karena bermodalkan spanduk kertas saja.




Bersambung (mau kuliah ni ceritanya)

Lanjut lagi,,

Cerita berlanjut selepas pertandingan yg berkesudahan untuk kemenangan bagi Turkmenistan...
Kami pulang ke arah tribun barat dan berharap kalau kalau bisa bertemu dengan para pemain Timnas Indonesia yang berjalan menujuh ke Bus mereka.

Bersama teman saya Hafid kami bergegas menujuh tempat Bus Timnas Indonesia di parkir, terlihat kerumunan orang telah bersiap dengan spidol dan baju masing-masing untuk memintak tanda tangan para pemain timnas sontak saja saya berdua Hafid langsung masuk bergabung ke krumunan orang itu, waktu kami masuk orang-orang yang ada dibelakang kami terlihat mengiringi kami dan ikut masuk juga dan di sanalah saat pengusiran terjadi, para Polpp perempuan dengan beringas dan suara nyaring tapi cempreng mengusir kami dan tempat itu, saya yang ada pas di depan satPolpp itu jadi korban satpolpp cewek yang memukul dengan tangannya.

Terpaksa dengan berat hati kami menyingkir dari tempat itu, di luar kami tidak kehilangan akal untuk mencari orang lain yang familiar untuk di pintak tanda tangan dan ternyata yang terlihat lagi adalah Pak Sutan Harhara, "dalam hati yah orang ini lagi". Tapi karena teman-teman yang lain belum sempat bertemu dan bersapa dengan Pak Sutan akhirnya kami semua termasuk saya menghampiri pak Sutan untuk memintak tanda tangan di spanduk yang kami bawak, Pak Sutan kembali dengan keramahannya menorehkan tanda tangannya di lambang Unsri pada spanduk yang kami bawak. Resmilah spanduk itu sebagai spanduk suporter Unsri karena sudah diteken oleh legenda hidup sepak bola Indonesia.




Sudah memintak tanda tangannya kami pun memintak Foto bareng dengan Pak Sutan, nah yang ini baru saya mau karena memang tadi belum sempat foto bareng dengan Beliau.. hehehe

Foto bareng dilakukan beberapa sesi pemotretan, mungkin ada sampai 4 kali sesi pemotretan termasuk yang memakai hape BlackBerry Pak Sutan, yah malam itu Pak Sutan juga sangat senang bisa berfoto bersama kami para mahasiswa tingkat akhir di salah satu jurusan yang terdapat di Unsri, Beliau tampaknya juga sangat bangga bisa berfoto bareng dengan kami oleh karena itulah selepas berfoto dengan belaiu, Pak Sutan memintak kami tetap pasang aksi karena dia ingin mengabadikan sendiri gambar kami para suporter hebat dari Unsri, mungkin akan dijadikanya sebagai kenangan terindah dari kota Palembang bisa foto bareng dengan mahasiswa tingkat akhir Unsri yang punya masa depan sangat cerah cerah sekali... hahaha




Salam perpisahan kami lakukan dengan Pak Sutan yang akan segera meninggalkan tempat itu untuk kemudian menujuh ke Hotel tempat beliau istirahat. Sebelum itu saat memintak beliau foto bareng hanya berdua agar bisa dijadikan sebagai foto profil di FACEBOOK. hahaha




Belum berakhir cerita di malam pertandingan itu. Sudah puas foto-foto dengan Pak Sutan saya dan Hafid kembali ketempat kami diusir tadi, sama dengan tujuan awal kami berusaha untuk mendapatkan foto para pemain Timnas dan yang paling utama adalah Ruben dan Okto.

Satu satu para Polpp yang ada di dalam area tersebut kami mintakan tolong untuk mengambil tanda tangan Okto, tapi dengan angkunya mereka menolak saya, sungguh saya sangat kecewah dengan sifat orang seperti itu, tapi tak patah arang kami mencari sukarelawan lain yang mau dengan tulus ikhlas menolong saya memintak tanda tangan Okto, dan akhirnya datanglah tiga orang cewek suporter Indonesia yang juga punya tujuan sama memintak tanda tangan Okto adapun mengapa tiga orang cewek itu bisa masuk ke areal steril penonton itu tak lain tak bukan karena sifat mata keranjang para petugas polpp yang menjaga tempat tersebut yang dengan mudahnya memberikan izin bila para cewek merayu mereka untuk mengizinkan masuk, dasar pecundang. Tapi tak apa biarpun tidak bisa masuk kami tetap bisa mendapatkan tanda tangan Okto akhirnya lewat bantuan salah satu dari 3 orang cewek tersebut, cewek itu dengan malu-mal tapi mau akhirnya menolong saya untuk mengambil tanda tangan Okto, dengan sigap dan cekatan dia mencegat Okto dari tempatnya berjalan lalu dengan sedikit memaksa meminta tanda tangan dan tahukah kalian bawah cewek itu lebih meduluhkan baju saya yang di tanda tangan dibandingkan baju dia. Sudah habis berjuang cewek itu mengembalikan baju saya dan dengan senang hati saya ucapkan "TERIMA KASIH BANYAK", ohh yah si Hafid teman setia saya saat itu juga tak mau sia-sia dengan cekatan dia bersalaman dengan cewek itu yang memang raut mukanya sedikit bagus "dapatlah poin 6". Dalam hati saya "waahhh Hafid akhirnya bisa pegangan tangan dengan cewek setelah bertahun-tahun tidak berjabat tangan dengan cewek setelah dia putusan dengan si Dia anggap saja Mawar namanya (mawar bukan nama sebenarnya, Red). hahaha
ahhh,, puas hari itu hari yang sangat menyenangkan, bisa seru-seruan dengan teman-teman yang mungkin jarang sekali bisa terjadi,, semoga suatu hari kelak ada lagi moment kebersamaan seperti ini,,, amin..

By Adrian Fajriansyah 24/02/2011